Selasa, 16 September 2008

MAKALAH KABAGMIN POLRES BATANGHARI KOMPOL HERU WIDAYAT, DJ S.H.

ZAKAT FITRAH dan IDUL FITRI
KOMPOL HERU DJ

Alhamdulilah puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kekuatan lahir dan bathin, sehingga kita telah dapat menyelesaikan tugas berat sebulan lamanya yakni puasa Ramadhan tahun 1429 H.
Hari-hari penuh penderitaan lahir dan bathin, lapar dan dahaga yang kita alami di bulan Ramadhan itu semata-mata ujian bagi kaum muslimin. Setelah dalam satu bulan penuh kita menunaikan ibadah puasa, kita akan merayakan hari Raya Idul Fitri, hari yang penuh kebahagiaan untuk semua umat islam yang telah melaksanakan kewajiban berpuasa pada bulan Ramadhan. Hari Raya Idul Fitri adalah sebagai hari kembalinya kaum muslimin kepada kesuciannya, disempurnakan dengan mengeluarkan zakat fitrah/zakat pribadi
Zakat fitrah yang berupa makanan pokok penduduk masing-masing daerah, telah ditentukan banyaknya dalam islam. Tentang banyaknya zakat fitrah ini, Ibnu Umar meriwayatkan yang berasal dari Rasulullah : “ Zakat fitrah (sebagai penyempurnaan) dari puasa Ramadhan, yaitu satu sha’ gandum, wajib atas hamba sahaya, orang merdeka, lelaki dan perempuan, besar dan kecil dari orang-orang islam’ (HR.Bukhori dan Muslim). Zakat Fitrah adalah kewajiban yang harus ditunaikan pada waktu yang telah ditentukan, yaitu mulai terbenamnya matahari akhir bulan Ramadhan sampai belum dilaksanakannya sholat Idul Fitri. Dalam hal ini Nabi Muhammad SAW telah memberikan penegasannya dengan sabdanya : “ Zakat Fitrah adalah pembersih bagi orang yang berpuasa dari tindak laku yang sia-sia dan perbuatan yang kurang baik, sebagai hidangan bagi orang-orang miskin, maka barang siapa yang menunaikannya sebelum sholat Id, itulah zakat yang diterima (sebagai zakat fitrah) dan barang siapa yang menunaikannya sesudah sholat Id, maka itu adalah shadaqoh biasa sebagaimana shadaqoh-shadaqoh yang lain. (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)”.
Kita tentu menyadari bahwa hanya dengan pertolongan Allah jualah kita semua dapat menyelesaikan kewajiban puasa. Selama Ramadhan kita telah diberikan kekuatan oleh Allah untuk berpuasa yang berarti kita semua merasa memperoleh kemenangan, bagaikan prajurit yang baru saja datang dari medan peperangan dengan membawa kemenangnan yang gilang gemilang. Melawan hawa nafsu adalah merupakan jihad, sebagaimana sabda Nabi SAW : “ Al Muhajir (orang yang hijrah) ialah orang yang meninggalkan kejahatan, sedangkan Al Mujahid (orang yang jihad) ialah orang yang berperang melawan hawanafsunya “
Dalam susana yang fitri yang penuh dengan kegembiraan ini, perlu kita tingkatkan kesadaran kita sebagai manusia yang hidup gotong royong dan saling tolong menolong. Hilangkan sifat egoisme (mementingkan diri sendiri) tanpa memperdulikan kepentingan orang lain, jangan asal sudah kenyang, berkecukupan, selamat dan bahagia lalu tidak memperdulikan nasib orang lain. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda : “ Belum sempurna iman seseorang dari kalian hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dicintai untuk dirinya” (HR.Bukhari). Dari hadist ini kiranya dapat kita jadikan sebagai pelajaran bahwa apapun yang kita senangi, baik berupa kebahagiaan maupun kebaikan yang telah kita kenyam harus pula dapat dikenyam oleh saudar-saudara sesama umat, jika mereka belum bisa, maka kita harus ikut membantunya
Demikian pula masalah amaliah, bilamana ada salah seorang dari teman atau saudara kita yang belum mau berbuat taat kepada Allah, maka tugas kita harus mengajaknya dan memberi nasihat kepadanya, agar teman kita mau bersama-sama kita menggunakan umurnya untuk taat kepada Allah SWT. Dengan demikian kitapun merasa senang bilamana melihat saudara-saudara kita yang ikut aktif taat kepada Allah SWT.
Kita hendaknya menyadari bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara, karena sementara itulah hendaknya mempersiapkan bekal bagi perjalanan hidup yang lebih panjang dan abadi yakni kelak di kampung akhirat. Kita hendaknya selalu berbuat, berlaku dan berperan sebagai hamba Allah yang baik, berbuat baik dalam artian luas yang mencakup nilai-nilai Rohaniyah dan Lahiriyah. Nilai Rohaniyah, yakni iman dan aqidah serta segala bentuk perbuatan yang bersifat ubudiyah (penghambaan diri kepada Allah Swt), sedangkan nilai lahiriyah, yaitu segala perbuatan yang berhubungan dengan sesama hamba Allah di dalam kehidupan sehari-hari, dimulai dari lingkup terkecil yakni keluarga, sampai kepada masyarakat, lingkungan bahkan Negara.
Oleh karena itu, marilah kita jadikan hari raya Idul Fitri tahun 1429 H ini, sebagai penggugah jiwa kita untuk senantiasa waspada menghadapi bujukan-bujukan syaithan. Karena sesungguhnya hari raya itu adalah hari dimana Allah SWT mengampuni dosa-dosa kamu sekalian dengan rahmat.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429 H, Mohon maaf lahir dan bathin.

1 komentar:

polsek pemayung mengatakan...

Pak ini alamt kmi
http://polsekblogspotcom.blogspot.com/
batangharisektorpemayung@yahoo.co.id